<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10502943\x26blogName\x3dsekedar+coretan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://coretanharian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://coretanharian.blogspot.com/\x26vt\x3d-5697987485432199617', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Tuesday, April 24, 2007
Te Ka gitu loohhh..!!
Akhirnya dapet juga informasi tentang alasan kenapa di TK "terpaksa" diajarkan baca-tulis-hitung.
Ternyata tidak ada yang salah dengan kurikulum TK-SD, karena memang kurikulum sudah dibuat dengan benar untuk anak didik pada usianya.
Dapetnya informasi dari buku tulisan Saiful Anam, alumni IKIP Malang yang mantan pegawai tetap majalah GATRA, judul bukunya "Jangan remehkan Taman Kanak Kanak : Taman yang Paling Indah".
Di bukunya, Saiful Anam menulis bahwa sudah menjadi tanggung jawab Direktorat Pembinaan TK-SD untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di TK dan SD, salah satunya juga meluruskan berbagai kekeliruan yang terjadi dalam pembelajaran di TK misalnya penyelenggaraan pengajaran baca-tulis-hitung secara klasikal.

Seandainya untuk masuk SD tidak perlu ada tes baca-tulis-hitung, mungkin pengajaran calistung itu juga tidak akan ada di TK. Setidaknya guru-guru TK tidak merasa berkewajiban untuk membuat siswanya mahir calistung ketika keluar TK.
Dalam buku Saiful tersebut dijelaskan, sekurangnya kekeliruan pengajaran calistung di TK disebabkan oleh 3 faktor.
Pertama, kebanggaan orang tua bahwa jika anaknya yang masih duduk di TK sudah bisa membaca menulis dan berhitung. Bahkan, kebanggan itu menjadi hal yang bisa dipamerkan kepada orang lain.
Kedua, tidak pahamnya pengelola maupun guru TK tentang hakikat pendidikan TK yang baik. Mereka cenderung menyelenggarakan TK dengan model pembelajaran kelas layaknya SD.
Ketiga, adanya beberapa SD yang terlanjur dicap SD favorit, melakukan over acting dengan memberlakukan tes kemampuan calistung.
Akibatnya para orang tua yang menginginkan anaknya masuk SD favorit, memaksa guru TK untuk mengajarkan calistung bahkan hingga penyelenggaraan les calistung agar anak bisa masuk SD pilihannya.

Informasinya, saat ini pihak Direktorat Pengembangan TK-SD mulai bekerja untuk meluruskan kesalahan-kesalahan tersebut.
Gut lah kalau benar tu, ai dah tak wori lagi ni.. hi hi
 

posted by Tukang Coret at 3:12 PM []