<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10502943\x26blogName\x3dsekedar+coretan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://coretanharian.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://coretanharian.blogspot.com/\x26vt\x3d-5697987485432199617', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>
Thursday, February 24, 2005
Jepang, tidak lagi aman.
Baru beberapa waktu yg lalu, elsa tulis comment di blog Emil tentang kondisi keamanan di Jepang, eh..memang benar, sekarang Jepang tidak bisa lagi dikatakan negeri yang bebas maling, tidak ada lagi cerita dompet terjatuh dijamin kembali lagi, tidak mungkin lagi ada sepeda yg lupa dikunci masih tetap ada di tempatnya, tidak bisa tenang lagi meninggalkan anak bermain sendiri di taman sembari orangtua melakukan kegiatan lain.
Entah sejak kapan kondisi seperti belakangan ini berawal. Yang jelas, sejak elsa datang ke Jepang akhir 2002 ditambah cerita mas Sabar yg datang lebih awal (akhir 2000), kekhawatiran seperti itu belumlah begitu terasa.

Kemarin lusa, mas cerita bahwa apato (apartement) teman satu labnya, Julius asal Tanzania, baru saja kemalingan. Tega amat ya maling, ga liat-liat korban dulu. Masa apato mahasiswa digaruk juga. Memang sih lumayan jg isi yg sempat digaruk, antara lain katanya : videocamera, handphone sony-erricson yg baru saja dibeli belum sempat dipakai, charger camera digital.
Wah..ternyata barang mahasiswa "berat-berat" juga ya..
Kemarin, temannya itu minta tolong untuk mendampingi dia (jadi translator) karena akan datang dari kepolisian setempat, untuk melihat tempat kejadian.
Diketahui, si maling masuk apato dari jendela yg tidak diduga-duga, mungkin posisi jendelanya yg terlalu tinggi dan agak sulit dicapai.
Kejadian berlaku siang hari, hanya ditinggal si pemilik 20 menit saja utk ke apato tetangga.
Selanjutnya untuk urusan administrasi, Julius dan mas Sabar ikut ke kantor polisi.

Sampai di sana, ditunjukkan beberapa barang bukti hasil curian, termasuk juga ada barang-barang Julius. Syukurlah ada yg sudah bisa dibawa pulang.
Ternyata, si pencuri sudah tertangkap dan sekarang polisi sedang mengusut kemungkinan beberapa komplotannya.
Tebakan Julius dan mas Sabar benar, bahwa si pencuri adalah seorang Chugoku-jin (orang RRC). Banyak juga Chugoku-jin yang sedang menjadi buronan, nampak dari informasi yg ditempel di salah satu sudut ruangan kantor.
Gimana ga makin prasangka buruk sama orang-orang RRC nih (?)
Betul sih, tidak semuanya jelek, tapi bisa jadi yang jelek lebih banyak daripada yg baiknya. Sorry nih, kesannya kok kurang bijak membaca situasi, ya..

Sejak mendengar kejadian itu, jadi rasa was-was.
Biasanya kalau sekedar ke tetangga sebelah, pintu ga perlu dikunci. Sekarang mungkin berbeda, kemana-mana walau sebentar, walaupun dekat, pintu dan jendela harus terkunci rapat.
Jalan-jalan ke mall ataupun ke taman hanya berdua dengan Nanda, kemana Nanda melangkah harus selalu dalam jangkauan mata.
Waaahh... sudah separah inikah di Jepang(?)
 

posted by Tukang Coret at 10:11 PM []