Semalem lagi nonton tipi, ga tau kalo suami yg sedari sore ngendon di depan kompie, senyum-senyum sendiri .. ternyata dia perhatikan elsa yg lagi nonton tipi sambil mulut bersungut-sungut ngedumel ngomentarin acara tipi .
Ceritanya, disitu ditampilkan beberapa bujangan-bujangan terkaya di Jepang berikut kriteria-kriteria wanita pilihannya.
Ada satu yang diceritakan mulai dari masih bujang dia bekerja di Bali sampai akhirnya dia dapet istri juga orang Bali. Mulai dari masih usaha di Bali dengan berjualan pernik khas Jp ngemper di trotoar sampe akhirnya dia dapat "rejeki" dan jadi juragan di Bali.
Yang bikin elsa ngomel-ngomel sendiri, itu si Jepang punya rumah bak istana raja..aslii bener istana buessaaarrrr,.. berikut halaman luas, kolam renang dan spa pribadi. Termasuk di dalamnya beberapa abdi yang jelas-jelas orang Bali.
Sedih deh liatnya.. para abdi ini begitu tunduknya setiap kali si Jepang datang melewati mereka.
(padahal mungkin para abdi ini ga sedih ya..lha wong bayarannya gedhe pasti ya )
Nah dia kan orang Jepang, hanya karena dia menikah dgn wanita Bali, dia boleh membeli tanah luas di Bali.
Yang jelas itu tanah bukan pakai nama dia, karena sepertinya memang sudah aturannya bahwa orang asing tidak diperbolehkan mempunyai tanah di Indonesia.
Jangan-jangan si Jepang ini memanfaatkan istrinya, artinya dia sengaja menikah dgn wanita Bali hanya agar dia dibolehkan membangun dan tinggal di istana Bali nya.
Jadi mikir, kenapa ya orang-orang kita ini lebih senang berada di posisi sbg orang yg dipekerjakan meski oleh orang asing.
Bukannya seharusnya lebih senang menjadi "raja" di negeri sendiri, daripada "diperbudak" orang asing.
Harusnya kan orang asing lah yg mengikuti aturan kita sebagai tuan rumah, bukannya justru kita yg mengikuti aturan mereka, hanya karena dia lebih berkantong tebal daripada kita.
Prihatin,sedih...parahnya lagi.. hanya bisa melihat kenyataan tanpa bisa melakukan perubahan apapun .